Bismillahi rahmani rahimi...
Sungguh tragis, semakin berkurangnya umur kita, semakin jauh dari tuntunan Allah...
Artikel ini hanya sebuah catatan kecil penulis yang ingin berbagi kisah keluh dengan saudara semuslim lainnya. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pihak yang merasa dikecilkan, saya ucapkan maaf sebesar-besarnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,’ yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena itu, mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59).
Zaman ini, trend berjilbab sudah menjamur dimana-mana, memang senang rasanya melihat keindahan wanita berbalut jilbab, tetapi, ada hal yang terlihat sangat sangat sangat ganjil, sekali lagi saya tekankan, ini adalah sebuah kesesatan yang nyata!
Gambar 1.1. Seorang ibu berhijab syar'i yang sedang memberi makan anaknya.
Dapatkah kalian menghitung, berapa banyak wanita berkerudung/jilbab yang kalian jumpai mengenakan busana ketat yang membaluti pada "lekukan-lekukannya"?
Perlu diketahui, pada dasarnya, fungsi jilbab itu menutupi seluruh bagian tubuh yang dianggap aurat, termasuk lekuk tubuh wanita. Jadi apa yang mereka pakai? Kerudung! Kerudung hanya menutupi kepala/ sebagian kepala agar wanita terhindar dari menyengatnya terik matahari. Sekali lagi, jelaslah perbedaan antara jilbab dan kerudung.
Ini hanya sebuah penelitian tiada dusta ---didasari dengan pengalaman, yang menyatakan bahwa 13 dari 15 wanita (baik wanita muda maupun yang tidak muda lagi, red.) lebih mengutamakan untuk menyesuaikan trend berbusana yang up to date daripada busana yang sesuai syari'at Islam.
Dalam blog Mbah Im (http://ilalang-berbisik.blogspot.com/2008/11/antara-jilbab-ketat-g-string-dan.html#links) mencantumkan kutipan buku 'Renungan dari Yogya' karya antropolog UGM, almarhum Masri Singarimbun, beliau menaruh iba kepada remaja-remaja kita yang kini hidup dalam fase abad manusia yang seolah diperbudak oleh peradaban hanya karena sebuah tuntutan modernisasi ataupun globalisasi, yang menciptakan humanisme global yang kering akan nilai-nilai spritualisme dan religius. Satu sisi remaja putri (cewek) kita dituntut selalu kukuh dan patuh dengan aturan norma agama maupun sosial yang ada, namun dilain sisi teknologi dan kebudayaan merangsang pola pikir dan gaya hidup para remaja untuk selalu permisif terhadap nilai-nilai globalisasi yang mengaburkan batas nilai antara norma moral dan agama itu sendiri.
Gambar 1.2. Tingkatan Wanita dalam Mengenakan Busana menurut Islam
Mbah Im juga berpendapat bahwa hal ini terjadi dikarenakan agar tidak dikatakan ketinggalan zaman ataupun tidak gaul seolah dijadikan pembenaran atas model berpakaian mereka. Fungsi pakaian yang sebenarnya yakni untuk melindungi tubuh dan menjaga kesopanan menjadi tak ada lagi. Mungkin hanya dari segi estetika atau keindahan saja fungsi pakaian zaman sekarang menemukan fungsinya. Tak terasa dengan sendirinya mereka telah tereksploitasi keperempuanannya oleh arus zaman yang terkadang malah memperbudak atau membatasi gerak-gerik dalam beraktivitas. Lihatlah remaja-remaja putri yang sedikit-sedikit harus menarik kaos ketatnya ke bawah karena g-stringnya menyembul ke atas itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah bersabda, “Dua macam penghuni neraka yang belum pernah kulihat sebelumnya. Orang-orang yang membawa cemeti serupa ekor sapi yang dengan itu, mereka memukuli manusia. Dan para wanita yang berpakaian namun telanjang. Mereka berjalan sambil bergoyang dan berlenggak-lenggok. Kepala mereka ibarat punuk unta yang miring. Para wanita ini tidak akan masuk surga dan tidak akan menghirup aromanya. Padahal sesungguhnya aromanya tercium dari jarak sekian dan sekian.” (Mukhtashar Shahih Muslim no. 1388).
Ibnu Abdil Barr berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa para wanita yang mengenakan busana tipis lagi transparan dan tidak menutup auratnya, maka secara lahir mereka berpakaian namun pada hakikatnya mereka telanjang.”
Sekali lagi... untuk para akhwat yang ingin kehormatannya dijaga oleh Allah, berpakaianlah sesuai dengan syari'ah.
Was salamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Catatan: beberapa sumber
diambil dari http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=140912&page=1
0 comments:
Post a Comment
1. Komentar ini dapat menggunakan akun Wordpress, anonim, dan OpenID.
2. Mohon kritik dan saran demi meningkatkan kualitas artikel blog ini.
3. Diperbolehkan berkomentar menggunakan link aktif yang bermanfaat (bukan jual beli).