Sebenarnya ketika ane buat postingan ini, ane ngga tega. Bertahun-tahun lamanya (dari tahun 2010-2015) kami melalui berbagai halangan dan rintangan jalan. Ketangguhan Berung (Megapro Primus 2006) sudah teruji. Kini, saatnya ane melepasnya. Bukan karena rewel, tetapi dengan banyak pertimbangan, di antaranya :
1. Usia Pemakaian
Pertimbangan pertama, Berung memang sudah menginjak tahun ke-5 dalam pemakaian ane. Jika dihitung total pemakaian dengan pemilik sebelumnya, sudah terhitung 8 tahunan lebih. Pertama ane pegang motor ini, memang masih banyak keluhan dari sisi performa. Namun, seiring dengan kesabaran, akhirnya sedikit demi sedikit penyakit si Berung dapat teratasi.
2. Kondisi Fisik Motor
Selanjutnya, kondisi fisik si Berung juga cukup mengkhawatirkan. Mungkin ini karena pemilik sebelumnya kurang pandai merawat motor. Masa motor baru 3 tahun kondisinya sudah parah banget? Rantai keteng yang longgar, footstep belakang bekas patah, speedometer retak, dll. Tentunya hal tersebut membuat ane (yang masih muda pada waktu itu) kurang pede mengendarainya. Dengan segala upaya, si Berung berhasil ane dandani.
3. Faktor Konsumsi BBM
Kalau inget bagian yang ini, ane serasa jadi orang kufur nikmat. Gara-gara ane lihat motor keluaran baru yang sanggup minum 1 liter premium untuk 45 sampai 50 km, ane jadi iri sob! Sebenarnya, kalau dilihat dari konsumsi BBM motor ini, sudah cukup 40 km/l (paling hemat). Paling boros ya sampai 32 km/l karena jalanan yang kurang rata dan macet (wajar). Tapi ya itu... kembali pada rasa syukur ane yang kurang, jadilah ane lepas si Berung jilid III. Bye, bro!
4. Faktor Emisi EURO
Seiring dengan pekanya ane terhadap informasi perkembangan motor di internet, ane jadi tahu apa itu emisi gas buang kendaraan bermotor. Seberapa besar manfaat emisi gas buang yang kecil bagi lingkungan sekitar kita? Polusi udara yang berlebihan kan dapat merusak ozon, sudah terasa sekarang bumi jadi semakin panas, kan?
Pertimbangan pertama, Berung memang sudah menginjak tahun ke-5 dalam pemakaian ane. Jika dihitung total pemakaian dengan pemilik sebelumnya, sudah terhitung 8 tahunan lebih. Pertama ane pegang motor ini, memang masih banyak keluhan dari sisi performa. Namun, seiring dengan kesabaran, akhirnya sedikit demi sedikit penyakit si Berung dapat teratasi.
2. Kondisi Fisik Motor
Selanjutnya, kondisi fisik si Berung juga cukup mengkhawatirkan. Mungkin ini karena pemilik sebelumnya kurang pandai merawat motor. Masa motor baru 3 tahun kondisinya sudah parah banget? Rantai keteng yang longgar, footstep belakang bekas patah, speedometer retak, dll. Tentunya hal tersebut membuat ane (yang masih muda pada waktu itu) kurang pede mengendarainya. Dengan segala upaya, si Berung berhasil ane dandani.
3. Faktor Konsumsi BBM
Kalau inget bagian yang ini, ane serasa jadi orang kufur nikmat. Gara-gara ane lihat motor keluaran baru yang sanggup minum 1 liter premium untuk 45 sampai 50 km, ane jadi iri sob! Sebenarnya, kalau dilihat dari konsumsi BBM motor ini, sudah cukup 40 km/l (paling hemat). Paling boros ya sampai 32 km/l karena jalanan yang kurang rata dan macet (wajar). Tapi ya itu... kembali pada rasa syukur ane yang kurang, jadilah ane lepas si Berung jilid III. Bye, bro!
4. Faktor Emisi EURO
Seiring dengan pekanya ane terhadap informasi perkembangan motor di internet, ane jadi tahu apa itu emisi gas buang kendaraan bermotor. Seberapa besar manfaat emisi gas buang yang kecil bagi lingkungan sekitar kita? Polusi udara yang berlebihan kan dapat merusak ozon, sudah terasa sekarang bumi jadi semakin panas, kan?
Gambar 1.1. Berung Jilid III (Megapro Primus) produksi awal tahun 2006 |
Di atas merupakan poin-poin mengapa ane melepas Berung jilid III. Tapi mengapa ane milih Verza? Ini dia alasannya bagi yang pengen pinter... hehehe...
1. Pas Butuh, Pas Ada
Ketika ane merasakan jenuh dengan Berung jilid III, ane kemudian berpikir. Mengapa tidak tuker tambah ni motor sama motor bekas yang lain? Semisal bebek yang sudah ketahuan iritnya, ataupun Honda WIN 100! (Terus terang, ane suka banget sama Honda Win) Ternyata ada temen Babeh yang
nawarin Verza tahun 2013. Alasan dijual karena motornya ternyata ngga kesampean cicilannya sama pemilik sebelumnya. Lihat odometernya masih 10.000 km. Lumayan laah udah dua tahun masih segitu. Kelistrikan pun O.K., tapi yang disayangkan ada bekas goresan kecil memanjang di bagian shroud (sayap tangki) kiri. Mungkin pemilik sebelumnya pernah terpeleset atau jatuh hingga jadi tergores. Anyway, semuanya masih bagus, sob!
2. Kondisi Fisik Motor
Mantap. Itulah kata yang ane keluarkan ketika tahu bagaimana kondisinya. Sepertinya pemilik sebelumnya cukup memperhatikan perawatan motornya. Sehingga, ane ngga kecewa dengan menukarnya. Hehe...
3. Faktor Konsumsi BBM
Terus terang, awalnya ane heran, kok konsumsinya hanya sampai 40 km/l? Ternyata itu ngga full tank sob. Padahal gaya berkendara ane santai dan bukaan gas ngga kasar. Pas ane coba metode full to full, dapet 1 liter pertamax untuk 50 km (boncengan dengan total bobot 170 kg). Apalagi kalau ridingnya sendiri (85 kg) bisa sampai 55 km/l. Lumayan kan?
4. Faktor Emisi EURO
Gas buang Honda Verza sudah EURO 2. Menurut ane, cukuplah di zaman ini. Meski sudah banyak motor bebek dan matik yang sudah EURO 3, bahkan lebih.
Gambar 1.2. Berung Jilid IV (Verza) produksi awal tahun 2013 |
Akhir kata, motor yang ane miliki sekarang memang bukan raja jalanan. Bukan juga raja ketampanan. Tapi, ane lebih mempertimbangkan fungsinya. Jujur, ane tadinya pengen belim motor bebek sekelas Supra X 125 PGM-FI. Tapi yaaah... Babeh ngelarang. Akhirnya ane syukuri yang ada. Malahan, Verza is beyond my expectation! (Walau tentu kalah dengan V-Ixion, Ninja, CBSF, dan motor sport lainnya.)
Semoga ente selalu sehat di tangan ane, Berung jilid IV, Verza!
0 comments:
Post a Comment
1. Komentar ini dapat menggunakan akun Wordpress, anonim, dan OpenID.
2. Mohon kritik dan saran demi meningkatkan kualitas artikel blog ini.
3. Diperbolehkan berkomentar menggunakan link aktif yang bermanfaat (bukan jual beli).