Menjadi Guru itu Berbahaya! #2

As salamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh.

Bagaimana kabar sohib Van D' Teach sekalian? Semoga selalu dalam naungan-Nya. Amin.

Melanjutkan topik pembahasan yang kemarin bahwa Guru tanpa budi pekerti yang luhur dapat menyebabkan dampak buruk bagi peserta didik.

Di akhir paragraf pada pembahasan kemarin, Van D' Teach menambahkan bahwa kinerja Guru juga kemungkinan disebabkan oleh faktor finansial. Benarkah?

Sekarang, banyak kita jumpai demo Guru yang ingin diangkat menjadi PNS. Setelah itu, mereka merasa nyaman dengan titel PNS dan beberapa oknumnya berperilaku yang tidak sesuai dengan moral Pancasila yang mereka usung.

Sewaktu saya masih berada di bangku perkuliahan, saya mendengar percakapan antara para senior di sana.

Senior A berkata, "Bro, kalau sudah selesai kuliah mau jadi apa?"

"Prioritas utama jadi PNS! Kalau jadi PNS mah sudah tenang hidup berkeluarga.", jawab Senior B dengan mantap.

Pikir saya saat itu, kok bersikeras ingin jadi PNS?

Kemudian di lain waktu saya bertanya pada paman, bibi, dan nenek saya.

"Saya jenuh menjadi Guru honorer. Bagaimana kalau saya melamar menjadi buruh perusahaan?" tanya saya pada mereka.

"Jangan! Bertahan saja jadi Guru, jika tiba saatnya nanti dibuka lowongan CPNS, mendaftarlah!" Nenek saya menjawab.

"Jadi PNS mah gajinya nggak pernah turun. Setahu Mamang, naik teruuuss." Ucap paman.

"Ya sudah syukuri dulu saja jadi honorer, sambil berusaha jadi PNS, jangan keluar dari keguruan." nasihat bibi.

Oh, ternyata banyak yang berpikir menjadi PNS sangat worthy (layak). Ya, pekerjaannya menurut mereka tidak terlalu berisiko, gaji terus naik ditambah tunjangan yang HUWAW!

Menjadi guru itu berbahaya... jika hanya melihat dari finansial, bukan pengabdiannya.

Bersambung...