Menjadi Guru itu Berbahaya! #1

Posted by

As salamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barkatuh.

Bagaimana kabar sohib Van D' Teach sekalian? Semoga selalu dalam naungan-Nya. Amin.

Dilihat dari judulnya, sengaja saya buat kesan 'keras'. Tapi, jangan berkomentar dulu sebelum sohib membaca seluruhnya.

Dewasa ini, dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari materi (finansial). Meski pemerintah telah menetapkan WAJAR 9 Tahun (Wajib Belajar), mulai dari jenjang SD selama 6 tahun sampai SMP selama 3 tahun, tetapi tetap saja kualitas pendidikan di negeri kita belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Guru sedang memberikan materi pelajaran pada peserta didik.

Dahulu, ketika saya masih duduk di bangku TK (taman kanak-kanak), guru sangat menjunjung tinggi etika dan budi pekerti pada para peserta didiknya. Kemudian, saya masuk ke tingkat SD (sekolah dasar). Nah, ternyata dimulailah kejanggalan itu. Sebagian kecil dari Guru (oknum) melakukan perbuatan maupun perkataan yang tidak seharusnya dilontarkan dari seorang Guru. Misalnya, Guru merokok ketika KBM (kegiatan belajar mengajar) dilaksanakan. Guru berkata kasar ketika merasa tidak puas terhadap reaksi maupun hasil pekerjaan peserta didik.

Sebenarnya, dari mana akar permasalahan ini? Kurikulum? Cara mengajar? Faktor lainnya?
Bukan saatnya kita menyalahkan siapa yang harus bertanggungjawab, tetapi belajarlah untuk bercermin dari diri sendiri (introspeksi diri).

Semakin tinggi tingkat pendidikan saya, semakin saya berpikir untuk apa pendidikan di negeri ini jika hanya memikirkan aspek kognitif (nilai pelajaran) saja?

Ketika saya memasuki tingkat menengah pertama (SMP), mulai terasa perbedaan dari sewaktu saya duduk di tingkat SD. Di sini, saya merasakan suasana religius (mungkin karena SMP saya berbasis Islam, atau kemungkinan besar karena Guru di sana memiliki dedikasi tinggi). Perilaku Guru di sekolah ini jauh berbeda dengan sewaktu saya di SD dulu. Bahkan, demi menjaga kode etik Guru, Guru di sini harus bersembunyi ketika ingin merokok, hehe. Jika dilihat dari segi pembayarannya tiap bulan, biaya yang harus dipenuhi termasuk besar pada waktu itu (tahun 2003-2006, biaya bulanan sekitar Rp. 400.000,- sampai Rp. 500.000,-), mungkin hal itu juga turut mempengaruhi kinerja Guru, mungkin ya...

Kinerja Guru bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Masuk ke jenjang selanjutnya, suasana belajar SMA tidak jauh berbeda dengan di SMP. Bahkan, suasana religius di SMA sangat kental (SMA saya berbasiskan pesantren yang dipenuhi dengan kegiatan bernuansa Islam setiap harinya). Ustadz/Guru yang mengajar tidak mendapat honor sebesar honor Guru di SMP saya. Simpulannya, besaran honor Guru belum tentu mempengaruhi kinerja Guru.

Menjadi Guru itu berbahaya... jika tidak memiliki budi pekerti yang tinggi.

Bersambung...


Blog, Updated at: 16:35

0 comments:

Post a Comment

1. Komentar ini dapat menggunakan akun Wordpress, anonim, dan OpenID.

2. Mohon kritik dan saran demi meningkatkan kualitas artikel blog ini.

3. Diperbolehkan berkomentar menggunakan link aktif yang bermanfaat (bukan jual beli).