Cara Dosen dan Guru Menilai

Posted by


“Apaaa???”, seorang mahasiswa terkejut ketika melihat hasil ujian pada mata kuliah tertentu ternyata tidak memuaskan. “Ini dosen apaan kerjaannya? Gimana sih cara nilai mahasiswa?”, mahasiswa yang lain menambahkan. Mahasiswa dari kelas karyawan kemudian berkata, “Memang cara menilai tiap dosen berbeda bahkan guru SMA sampai TK sekalipun menilai anak didiknya dengan caranya masing-masing.

Pada dasarnya, guru telah mendapatkan ‘jalur’ bagaimana untuk menilai peserta didiknya. Meskipun dari pemerintah telah menetapkan aspek/kriteria penilaian yang diambil dari RPP maupun silabus, tetapi guru dengan pola pemikiran/penilaian yang subjektif akan menilai pula dari sisi yang lainnya, seperti sikap, penampilan dan lainnya. Nah, guru yang melihat ‘hanya’ dari nilainya-banyak yang menggolongkannya-pada pola pemikiran/penilaian yang objektif.

Mayoritas pengajar pada umumnya juga tidak menilai seluruh test/kuis/ujian peserta didiknya, mengapa?
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang timbul dari pengajar itu sendiri, entah itu dari sisi kesibukannya, banyaknya siswa yang harus dinilai sehingga tidak memungkinkan untuk diakumulasi seluruh nilainya pada saat itu juga, kondisi fisiknya, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kondisi psikis sang tenaga pengajar baik yang datang dari dalam maupun dari luar pribadinya. Adapun jika pengajar itu mendapatkan nilainya, tetapi hasilnya ternyata kurang memuaskan, pasti akan ditambah dengan nilai yang lainnya (tergantung dari sisi subjektifitas atau objektifitas guru tersebut dalam memberikan nilai).


Pernah pada suatu kesempatan, mengenai tes penilaian suatu kegiatan di kampus yang melibatkan satu angkatan mahasiswa (berkisar antara 2500-3000 orang), yakni KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dan saya sempat berfikir, bagaimana bisa hasil yang didapatkan dari kuis ini berpengaruh besar terhadap kegiatan KKN ini?

Dengan kata lain jika seorang mahasiswa mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dalam kuisnya, sementara dia sudah berupaya keras mensukseskan KKN di lapangan, maka hal itu sia-sia belaka. Untuk apa KKN di lapangan jika nilai hanya terpaku pada tesnya, bukan pada prosesnya.

Semoga artikel ini bermanfaat, jika ada kritik atau saran, dapat langsung dikirim ke komentar di bawah ini. Terimakasih.


Blog, Updated at: 20:31

0 comments:

Post a Comment

1. Komentar ini dapat menggunakan akun Wordpress, anonim, dan OpenID.

2. Mohon kritik dan saran demi meningkatkan kualitas artikel blog ini.

3. Diperbolehkan berkomentar menggunakan link aktif yang bermanfaat (bukan jual beli).